Monthly Archives: September 2012

RBM di Taman Nasional Komodo, Semangat Baru…!!!

RBM – Produk lama semangat baru. Ada pula yang mengatakan RBM sebagai HP lama casing baru. Tapi perlu diingat, HP lama dengan HP baru yang beredar sekarang ini jauh berbeda dengan adanya berbagai macam fitur yang disematkan di dalam HP baru.

Praktek RBM oleh teman-teman di Balai Taman Nasional Komodo saat ini merupakan kegiatan kembali membangun puing-puing semangat menjaga kawasan melalui sistem patrol “ronda” kawasan Taman Nasional Komodo disertai pencatatan-pencatatan apa yang ditemui di lapangan. Bisa berupa satwa, gangguan kawasan dsb. Kegiatan seperti ini dulunya pernah dilakukan oleh teman-teman lapangan pada tahun 80an namun belum terdokumentasi dengan baik. Pada tahun 2007an, di SKW I Pulau Rinca (nama pada waktu itu) di bawah kepemimpinan Ir. Rusman sebagai Kepala Seksi, teman-teman di Seksi Rinca diberi buku nota dan bolpoin dengan tujuan kalau ada sesuati di lapangan agar dicatat di buku tersebut dan catatan tersebut dilaporkan ke pimpinan (Kepala Seksi) sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Praktek RBM yang sedang dilaksanakan saat ini mengembalikan lagi kewibawan POLHUT Balai Taman Nasional Komodo dengan “merondai” kawasan konservasi disertai pencacatan ke dalam dokumen dan adanya data pendukung yaitu bukti foto-foto dan data titik koordinat dengan menggunakan GPS.

Baca lebih lanjut

Categories: Uncategorized | Tinggalkan komentar

Lautku Bukan Tempat Pembuangan Sampah

LAUTKU BUKAN TEMPAT SAMPAH

Sebelum “turun” ke BUMI

Kami berjanji untuk tidak merusak BUMI

Semoga kami-kami yang terlena ini, segera SADAR

dan ingat janji-janji kami kepada-MU

untuk memuliakan BUMI

untuk menjunjung BUMI

kami tahu, alam ini bukanlah warisan yang harus dirusak

melainkan titipan dari leluhur kami

untuk anak cucu kami

untuk generasi kami

LAUTKU bukanlah tempat sampah

dan semoga…

lautku akan tetap abadi, seperti jiwa-jiwa kami…

KAMPANYE PERAIRAN KOMODO BERSIH BEBAS SAMPAH..

lautku bukan tempat sampah

lautku bukan tempat sampah

lautku bukan tempat sampah

lautku bukan tempat sampah

Categories: Uncategorized | Tinggalkan komentar

ANALISIS POHON PREFERENSIAL SARANG BURUNG KAKATUA KECIL JAMBUL KUNING (Cacatua sulphurea) DAN IMPLIKASINYA BAGI KONSERVASI

ANALISIS POHON PREFERENSIAL SARANG BURUNG KAKATUA KECIL JAMBUL KUNING (Cacatua sulphurea) DAN IMPLIKASINYA BAGI KONSERVASI

(Mugi Kurniawan)

Abstract

Goal of this paper to determine the preferential tree nests of the yellow-crested cockatoo and the implications for the conservation of these species on the Komodo Island at Komodo National Park. This study uses secondary data from several journals and reports of yellow-crested cockatoo birds on Komodo Island, the primary data interviews with ranger of the park, and field observations by the author in February 2012 in Loh Liang, Komodo Island, Komodo National Park.

The results showed that the yellow-crested cockatoo birds used the tree for nest 37% from Sterculia foetida, 37% Sterculia oblongata, 16% Corypha utan, 5% Ficus sp, and 5% Borassus flabelifer as preferential nest tree. These birds nest more founded at the valleys of the island and the habitat is fragmented by sea surrounded Komodo Island  which separate the Komodo Island to Sumbawa, Padar, Rinca, and Flores Island. The results of the interviews have not been there for ranger working in the Park to see the yellow-crested cockatoo bird flew across the island because no land can be used as a corridor for migrating birds out of the island from Komodo Island and their habitats need to be considered and monitored continuously.

Keywords : Komodo Island, Komodo National Park, habitat, conservation.

Baca lebih lanjut

Categories: Uncategorized | 2 Komentar

Labuan Bajo, Kisah Cintaku Berawal Di Sini

Labuan Bajo, sebuah kota kecil yang berupaya terus beranjak ke arah pendewasaan menuju keramaian kota wisata. Ya, kota wisata… Labuan bajo, sejarah panjangmu dimulai dari kedatangan orang bugis/badjo di daratan flores. Tepatnya di pantai, di daerah gorontalo. Kemudian menetap di tepi pantai membentuk kebudayaan maritim. Ya, begitulah orang badjo yang begitu banyak menghabiskan hidupnya dengan membangun kebudayaan maritim sebagai basis hidupnya. Menurut beberapa sumber dari orang-orang Labuan Bajo, terjadi perselisihan daerah pemukiman dan akhirnya daerah pemukiman mulai bergeser dan berkembang di Labuan Bajo sekarang ini. Bajo berasal dari kata Badjo yang merupakan suku pengembara lautan yang sudah cukup dikenal.

Baca lebih lanjut

Categories: Uncategorized | Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.